Langsung ke konten utama

Filsafat Sebagai Ilmu


Filsafat secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, phillo dan Sofia (cinta dan kebijaksanaan) jadi filsafat memiliki arti cinta kebijaksanaan. Cinta kebijaksanaan adalah ketika kita mampu untuk menentukan keputusan yang paling bijak, dimana keputusan itu bukan hanya baik untuk diri kita sendri melainkan untuk kemaslahatan umat.

Kajian untuk mencapai taraf kebijaksanaan itu tidaklah mudah, karna seseorang harus mampu terlebih dahulu menurunkan bahkan menghilangkan ego nya untuk memilih hal yang paling baik dan bukan hanya itu saja, pastinya akan lebih banyak lagi kajian yang harus di dalami nya. 

Berbicara mengenai filsafat itu akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan ilmiah seperti bagaimanakah, mengapakah, kapankah, dan apakah. 

1. Bagaimanakah

      Adalah pertanyaan yang timbul untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu kejadian. 

Misal, secara historis bagaimana PMII dibentuk?  

Nah dari hal tersebut pastinya akan muncul pemikiran yang tanpa disadari akan mendeskripsikan/menggambarkan situasi saat itu juga. 

2. Mengapakah

    Adalah pertanyaan yang timbul untuk menanyakan kausalitas (sebab akibat) dari sebuah kejadian.

Misal, mengapa PMII baru dapat dibentuk pada tahun 1960?

Nah dari pertanyaan itu pasti kita akan memiliki sebab apa dibentuknya PMII, lalu akibatnya apa bila di bentuk organisasi PMII, dan lain-lain

3. Kapankah

  Adalah pertanyaan yang timbul untuk menanyakan waktu terjadinya sesuatu kejadian, baik masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. 

Misalnya kapan PMII diresmikan? 

Maka secara langsung kita akan memikirkan masa yang berkenan. 

4. Apakah

  Adalah pertanyaan yang timbul untuk menanyakan kebenaran suatu pengetahuan maka ini akan menyatakan benar atau tidaknya suatu perkara.

Misalnya, apakah PMII masih relevan sebagai organisasi bagi mahasiswa? 

Maka secara langsung kita akan menjawab pertanyaan tersebut antara benar atau tidak dan akan memberikan deskripsi, kausalitas, serta masa yang berkenaan untuk menunjang jawaban kita agar dapat dipercaya oleh orang yang menanyakan. 

Maka dari semua hal itu kita akan dapat memetik benang merah atau hakikat dari pengetahuan yang sedang kita diskusikan.



Penulis, Sahabat Ifnu Agung Prayoga






Referensi: Buku Filsafat Umum (Asmoro Achmadi) 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melawan Stagnansi : Bagaimana Pemikiran Kritis Membantu Mahasiswa Menghadapi Tantangan Global

 Di era globalisasi yang serba cepat, mahasiswa menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan dinamis. Stagnasi—ketidakmampuan untuk berkembang atau beradaptasi—bisa menjadi penghalang besar bagi mereka dalam meraih kesuksesan. Salah satu alat yang sangat berguna untuk melawan stagnasi adalah pemikiran kritis. Artikel ini akan membahas bagaimana pemikiran kritis dapat membantu mahasiswa menghadapi dan mengatasi tantangan global yang mereka hadapi.  Apa Itu Pemikiran Kritis? Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara objektif dan rasional, serta membuat keputusan yang didasarkan pada pertimbangan yang matang. Ini melibatkan kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang, menilai argumen, dan membuat kesimpulan yang logis. Pemikiran Kritis sebagai Alat untuk Mengatasi Stagnasi 1. Adaptasi Terhadap Perubahan: Dunia global saat ini berubah dengan sangat cepat. Teknologi baru, perubahan ekonomi, dan dinamika sosial yang ter...

PMII SEBAGAI PENYEIMBANG KEKUASAAN

  Implementasi Nilai, Prinsip, dan Ajaran Organisasi  Internasionalisasi atau globalizing PMII adalah wujud implementasi dari prinsip, nilai, dan ajaran organisasi itu sendiri. Paham dan ajaran Ahlusunnah wal Jamaah atau Aswaja tidak cukup hanya dimaknai sebagai pedoman dalam ritus sakral semata. Lebih dari itu, Aswaja harus dijadikan sebagai metode berpikir keagamaan yang lebih terbuka, adaptif, toleran, mencakup semua aspek kehidupan manusia, dan tidak terbatas sekat ruang dan waktu. Lainnya, Nilai Dasar Pergerakan atau NDP PMII sebagai kalimatun sawa (tali pengikat) mengajarkan bahwa penting untuk menjaga hubungan baik antarsesama manusia atau hablum minannas. Sudah seharusnya bahwa kita sadar akan kelebihan kekurangan sebagai manusia sehingga harus saling menghormati, tolong-menolong, dan bekerja sama untuk mewujudkan tatanan kehidupan bersama. Paham tersebut menekankan bahwa tidak ada lagi superioritas, dominasi, dan subversi antarmanusia di dunia, yang ada hanya persamaa...

Yayasan Sabar Dirin Husodo dan PMII Rayon KPI Bersinergi Membangun Mushola di Banjarrejo.

Media Movement  - Pembangunan mushola baru yang berlokasi didusun Cempaka, Desa Banjarrejo 38b kini memasuki tahap pembangunan fisik setelah dilaksanakan peletakan batu pertama pada 06 November 2024 lalu. Mushola yang diperkirakan akan selesai masa pembangunan nya pada akhir Januari 2025 ini, diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi warga setempat. Pembangunan mushola ini digagas oleh Yayasan Sabar Dirin Husodo bersama Pengurus PMII Rayon Komunikasi dan Penyiaran Islam (PR-KPI). Dalam sambutanya pada musyawarah yayasan bersama warga desa, Ketua Yayasan Sabar Dirin Husodo, Bapak Sudirin, M. Pd menyampaikan bahwa mushola ini akan memiliki fasilitas yang tidak hanya untuk ibadah, tetapi juga untuk kegiatan sosial, kemahasiwaan, pelatihan keterampilan, serta kegiatan-kegiatan pendidikan agama lain nya.  "Mushola ini dibangun atas upaya yang dilakukan yayasan untuk membangun rumahnya Allah. Dibangun dilingkungan masyarakat dusun Cempaka desa Banjarrejo, mus...