Langsung ke konten utama

 

SIG PMII RAYON PBS JURAI SIWO TEKANKAN KEPEMIMPINAN DAN KESADARAN GENDER



Media Movement, 30 Mei 2025 — Sekolah Islam Gender (SIG) kembali digelar oleh Rayon Perbankan Syariah (PBS) Komisariat Jurai Siwo sebagai program tahunan yang memperkuat ideologi kader sekaligus menanamkan pemahaman keadilan gender dalam organisasi. Tahun ini, SIG mengangkat tema “Meningkatkan Jiwa Kepemimpinan Kader dalam Pengembangan Potensi dan Intelektual Berorganisasi.”

Kegiatan berlangsung selama tiga hari, mulai 30 Mei hingga 1 Juni 2025, di 46 Bandar Joyo, Lampung Timur. Acara dibuka dengan sambutan pengurus PMII, tokoh desa, dan panitia pelaksana.

Hari pertama diisi dengan dua materi utama: keorganisasian dan gender. Materi keorganisasian membahas struktur serta peran kader dalam dinamika internal, sementara materi gender mengulas keadilan gender dari perspektif Islam dan sosial kemasyarakatan. Diskusi dan pembinaan kepemimpinan berlangsung hingga malam, setiap hari hingga penutupan pada 1 Juni 2025. Acara ditutup dengan prosesi baiat sebagai simbol komitmen peserta terhadap nilai-nilai yang diperoleh.

Ketua pelaksana, Novita Safitri, menegaskan bahwa SIG bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan ruang konsolidasi ideologis dan pembinaan karakter. Ia menambahkan bahwa tema tahun ini diangkat untuk meningkatkan kesadaran kader dalam pengembangan organisasi dan intelektualitas, dengan harapan jiwa kepemimpinan setiap kader tumbuh dan berkembang dalam organisasi.

Tahun ini, SIG diikuti 23 peserta dari berbagai rayon di bawah Komisariat Jurai Siwo, termasuk anggota KOPRI. Jumlah ini menunjukkan semangat kaderisasi yang inklusif dan serius dalam membentuk generasi penerus.

Dukungan juga datang dari pemerintah desa. Muhammad Ali, mewakili Kepala Desa Suharianto, menyatakan pentingnya keberadaan mahasiswa sebagai penghubung masyarakat dan kebijakan pemerintah.

“Kami percaya kader PMII mampu menyeimbangkan dinamika sosial yang ada,” ujarnya.

Indri Oktavia, Ketua KOPRI Rayon PBS, menegaskan bahwa pemahaman gender adalah bagian dari perjuangan keadilan sosial.

“Gender bukan isu perempuan saja, tapi persoalan keadilan yang menyangkut semua pihak,” ujarnya.

Ketua KOPRI PC PMII Komisariat Jurai Siwo, Dela Mey Elina, yang membuka acara secara resmi, menyebut SIG sebagai proses kaderisasi dasar penting untuk membentuk pemimpin masa depan.

“SIG bukan hanya mengajarkan gender, tapi juga melatih kepemimpinan dan kemandirian kader. Saya sendiri alumni SIG PBS,” ucap Dela Mey Elina.

Dengan pendekatan partisipatif dan materi relevan, SIG 2025 diharapkan melahirkan kader PMII yang progresif, kritis, dan sensitif sosial. Kegiatan ini menjadi ruang strategis memperkuat posisi PMII sebagai organisasi kader yang siap menjawab tantangan zaman.

 Oleh: Muhammad efendi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yayasan Sabar Dirin Husodo dan PMII Rayon KPI Bersinergi Membangun Mushola di Banjarrejo.

Media Movement  - Pembangunan mushola baru yang berlokasi didusun Cempaka, Desa Banjarrejo 38b kini memasuki tahap pembangunan fisik setelah dilaksanakan peletakan batu pertama pada 06 November 2024 lalu. Mushola yang diperkirakan akan selesai masa pembangunan nya pada akhir Januari 2025 ini, diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi warga setempat. Pembangunan mushola ini digagas oleh Yayasan Sabar Dirin Husodo bersama Pengurus PMII Rayon Komunikasi dan Penyiaran Islam (PR-KPI). Dalam sambutanya pada musyawarah yayasan bersama warga desa, Ketua Yayasan Sabar Dirin Husodo, Bapak Sudirin, M. Pd menyampaikan bahwa mushola ini akan memiliki fasilitas yang tidak hanya untuk ibadah, tetapi juga untuk kegiatan sosial, kemahasiwaan, pelatihan keterampilan, serta kegiatan-kegiatan pendidikan agama lain nya.  "Mushola ini dibangun atas upaya yang dilakukan yayasan untuk membangun rumahnya Allah. Dibangun dilingkungan masyarakat dusun Cempaka desa Banjarrejo, mus...

Melawan Stagnansi : Bagaimana Pemikiran Kritis Membantu Mahasiswa Menghadapi Tantangan Global

 Di era globalisasi yang serba cepat, mahasiswa menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan dinamis. Stagnasi—ketidakmampuan untuk berkembang atau beradaptasi—bisa menjadi penghalang besar bagi mereka dalam meraih kesuksesan. Salah satu alat yang sangat berguna untuk melawan stagnasi adalah pemikiran kritis. Artikel ini akan membahas bagaimana pemikiran kritis dapat membantu mahasiswa menghadapi dan mengatasi tantangan global yang mereka hadapi.  Apa Itu Pemikiran Kritis? Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara objektif dan rasional, serta membuat keputusan yang didasarkan pada pertimbangan yang matang. Ini melibatkan kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang, menilai argumen, dan membuat kesimpulan yang logis. Pemikiran Kritis sebagai Alat untuk Mengatasi Stagnasi 1. Adaptasi Terhadap Perubahan: Dunia global saat ini berubah dengan sangat cepat. Teknologi baru, perubahan ekonomi, dan dinamika sosial yang ter...
                               MALAM PUNCAK SIG PMII RAYON PBS Sebagai tim yang mengikuti langsung proses dokumentasi kegiatan Sekolah Islam Gender (SIG), kami di MediaMovement tidak hanya menyaksikan peristiwa demi peristiwa, tapi juga merasakan energi perubahan yang tumbuh dalam setiap sesi, hingga akhirnya meledak dalam panggung spektakuler bertajuk Gebyar Wajah Rayon 1 (GWR 1) . GWR 1 bukan sekadar malam puncak, ia adalah manifestasi dari gagasan dan kesadaran yang dibangun selama SIG. Pementasan seni tari, orasi-puitis, live music, hingga teater bertema patriarki bukanlah hiburan kosong. Setiap gerakan dan dialog adalah protes, kritik, sekaligus harapan—khususnya saat teater menyentuh isu “ sifat walid ”, simbol dominasi dalam struktur sosial yang seringkali tak disadari. Kami melihat bagaimana peserta SIG menjadikan panggung sebagai ruang aman untuk bersuara, untuk menggetarkan dindin...