Langsung ke konten utama

 


“Bioskop Pergerakan” Rayon Peradaban: Belajar Kritis Lewat Layar, Merawat Kesadaran Sosial

Media Movement— Rayon Peradaban Komisariat Jurai Siwo menggelar kegiatan bertajuk Bioskop Pergerakan pada Rabu, 29 Mei 2025, di Sekretariat Rayon Peradaban. Kegiatan ini menjadi ruang alternatif pembelajaran bagi kader, dengan menggabungkan media visual dan diskusi reflektif sebagai metode penguatan kesadaran sosial.

Film dokumenter "Jika Kami Bersama" menjadi sajian utama dalam kegiatan tersebut. Dokumenter ini mengangkat kisah nyata individu yang terdampak langsung oleh ekspansi industri dan kebijakan yang merugikan. Tak hanya menyoroti penderitaan, film ini menampilkan potret solidaritas, harapan, dan perlawanan kolektif demi mempertahankan hak dan martabat masyarakat terdampak.

Kegiatan didampingi langsung oleh Ketua Rayon Peradaban, Ibnu Agung Prayoga, bersama Ketua KOPRI, Naila Safa Salasabila. Penayangan film disambung dengan forum diskusi yang dipantik oleh Suta Mayong. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya kader memahami konteks sosial yang dihadapi masyarakat, dengan membawa landasan aswaja dan nilai dasar pergerakan.

"Melalui kegiatan ini, kami ingin agar anggota tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu membaca realitas sosial dan turut serta menyusun solusi. Ini merupakan bentuk ikhtiar untuk membumikan nilai-nilai perjuangan dalam kehidupan nyata," ujar Suta Mayong di hadapan anggota dan pengurus lainya.

Usai diskusi, peserta dibagi menjadi tiga kelompok studi kasus dipandu langsung oleh sahabat Yusuf Hidayat: aparat pemerintah, mahasiswa aktivis, dan masyarakat. Tiap kelompok diberi simulasi masalah sosial yang harus dianalisis dan dicari solusinya. Pendekatan yang digunakan berbasis nilai Aswaja dan prinsip berpikir kritis.

Kegiatan ini disambut antusias oleh seluruh anggota dan pengurus. Selain memperluas wawasan, Bioskop Pergerakan juga menjadi ajang penguatan kapasitas berpikir dan kepekaan sosial bagi kader di lingkungan Rayon Peradaban.

 Oleh: Muhammad efendi


_Mediamovement 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melawan Stagnansi : Bagaimana Pemikiran Kritis Membantu Mahasiswa Menghadapi Tantangan Global

 Di era globalisasi yang serba cepat, mahasiswa menghadapi berbagai tantangan yang kompleks dan dinamis. Stagnasi—ketidakmampuan untuk berkembang atau beradaptasi—bisa menjadi penghalang besar bagi mereka dalam meraih kesuksesan. Salah satu alat yang sangat berguna untuk melawan stagnasi adalah pemikiran kritis. Artikel ini akan membahas bagaimana pemikiran kritis dapat membantu mahasiswa menghadapi dan mengatasi tantangan global yang mereka hadapi.  Apa Itu Pemikiran Kritis? Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara objektif dan rasional, serta membuat keputusan yang didasarkan pada pertimbangan yang matang. Ini melibatkan kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang, menilai argumen, dan membuat kesimpulan yang logis. Pemikiran Kritis sebagai Alat untuk Mengatasi Stagnasi 1. Adaptasi Terhadap Perubahan: Dunia global saat ini berubah dengan sangat cepat. Teknologi baru, perubahan ekonomi, dan dinamika sosial yang ter...

PMII SEBAGAI PENYEIMBANG KEKUASAAN

  Implementasi Nilai, Prinsip, dan Ajaran Organisasi  Internasionalisasi atau globalizing PMII adalah wujud implementasi dari prinsip, nilai, dan ajaran organisasi itu sendiri. Paham dan ajaran Ahlusunnah wal Jamaah atau Aswaja tidak cukup hanya dimaknai sebagai pedoman dalam ritus sakral semata. Lebih dari itu, Aswaja harus dijadikan sebagai metode berpikir keagamaan yang lebih terbuka, adaptif, toleran, mencakup semua aspek kehidupan manusia, dan tidak terbatas sekat ruang dan waktu. Lainnya, Nilai Dasar Pergerakan atau NDP PMII sebagai kalimatun sawa (tali pengikat) mengajarkan bahwa penting untuk menjaga hubungan baik antarsesama manusia atau hablum minannas. Sudah seharusnya bahwa kita sadar akan kelebihan kekurangan sebagai manusia sehingga harus saling menghormati, tolong-menolong, dan bekerja sama untuk mewujudkan tatanan kehidupan bersama. Paham tersebut menekankan bahwa tidak ada lagi superioritas, dominasi, dan subversi antarmanusia di dunia, yang ada hanya persamaa...

Yayasan Sabar Dirin Husodo dan PMII Rayon KPI Bersinergi Membangun Mushola di Banjarrejo.

Media Movement  - Pembangunan mushola baru yang berlokasi didusun Cempaka, Desa Banjarrejo 38b kini memasuki tahap pembangunan fisik setelah dilaksanakan peletakan batu pertama pada 06 November 2024 lalu. Mushola yang diperkirakan akan selesai masa pembangunan nya pada akhir Januari 2025 ini, diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial bagi warga setempat. Pembangunan mushola ini digagas oleh Yayasan Sabar Dirin Husodo bersama Pengurus PMII Rayon Komunikasi dan Penyiaran Islam (PR-KPI). Dalam sambutanya pada musyawarah yayasan bersama warga desa, Ketua Yayasan Sabar Dirin Husodo, Bapak Sudirin, M. Pd menyampaikan bahwa mushola ini akan memiliki fasilitas yang tidak hanya untuk ibadah, tetapi juga untuk kegiatan sosial, kemahasiwaan, pelatihan keterampilan, serta kegiatan-kegiatan pendidikan agama lain nya.  "Mushola ini dibangun atas upaya yang dilakukan yayasan untuk membangun rumahnya Allah. Dibangun dilingkungan masyarakat dusun Cempaka desa Banjarrejo, mus...